“perusahaan” milik desa kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
“perusahaan” milik desa kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan"
- Select a language for the TTS:
- Indonesian Female
- Indonesian Male
- Language selected: (auto detect) - ID
Play all audios:
Dulu, desa dianggap sebagai sekadar sasaran pembangunan. Undang-undang mengenai desa mengubah paradigma ini dan menjadikan desa sebagai pemain aktif dalam pembangunan, termasuk dengan
melibatkan badan usaha milik desa. Desa kini menjadi bagian penting yang harus terus didukung dalam pencapaian rencana aksi pembangunan berkelanjutan atau _Sustainable Development Goals_
(SDGs). Bahkan, pemerintah mengenalkan SDGs Desa sebagai upaya untuk menerjemahkan indikator SDGs global dan mendukung pembangunan pedesaan. Tidak tanggung-tanggung, Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, A. Halim Iskandar mengatakan bahwa tercapainya SDGs Desa dapat mewujudkan 74% pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional. Adanya 18
indikator SDGs Desa memberikan kesempatan kepada pemerintah desa untuk menyusun rencana pembangunan yang sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan masyarakat desa. Badan usaha
milik desa, yang memiliki kewenangan untuk memaksimalkan potensi desa dan menghasillkan laba untuk mendukung pembangunan di tempat asalnya, adalah bentuk nyata keterlibatan masyarakat desa
dalam menghadapi tantangan pembangunan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan. TANTANGAN PEMBANGUNAN DESA Proses pembangunan tidak selamanya berjalan mulus. Permasalahan desa sangat
beragam mulai dari persoalan mengenai kualitas dan akses pendidikan, akses kepada layanan kesehatan, kualitas infrastruktur, permasalahan dalam pengelolaan dana atau anggaran, sampai pada
permasalahan mengenai pengembangan potensi ekonomi desa. Setidaknya, ada tiga permasalahan pembangunan desa yang harus kita atasi. Pertama, Indeks Desa Membangun menunjukkan masih banyaknya
desa dengan status desa tertinggal, seperti terlihat dari grafik. Artinya, ada kesenjangan terhadap akses dan kualitas pelayanan masyarakat di desa. Permasalahan kedua adalah mengenai
kualitas dan akses pendidikan di desa. Urbanisasi menyebabkan desa kehilangan sumber daya manusia potensial yang mampu mengelola kekayaan alam setempat. Badan Pusat Statistik (BPS)
memperkirakan bahwa persentase penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan akan menyentuh angka 66,6% pada 2035, dibandingkan 56,7% pada 2020. Ketiga, aparatur desa belum memahami mengenai
pengelolaan anggaran dan dana desa. Hal ini dibuktikan dengan lebih banyaknya penggunaan anggaran untuk infrastruktur, tanpa adanya alokasi yang baik untuk peningkatan pendidikan dan layanan
kesehatan. Belum lagi, masih terdapat kasus korupsi dana desa dan lemahnya proses pengawasan dan pendampingan kepada aparatur desa terkait penggunaan dana desa. BAGAIMANA BADAN USAHA MILIK
DESA MENJADI SOLUSI Berdasarkan peraturan pemerintah, badan usaha milik desa merupakan organisasi bisnis yang bertujuan untuk memaksimalkan dan memberikan manfaat besar untuk peningkatan
ekonomi masyarakat desa. Beberapa peran yang dapat dilakukan badan usaha milik desa dalam proses pemenuhan indikator SDGs Desa, di antaranya: * Mewujudkan desa tanpa kemiskinan. Badan usaha
desa harus memastikan pemanfaatan potensi ekonomi desa dapat didistribusikan merata kepada masyarakat tanpa adanya kesenjangan. Laba yang diperoleh oleh badan usaha sebaiknya dapat
dipergunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan ini. Badan usaha Karya Jaya Abadi di Desa Aman Jaya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, misalnya. Badan usaha ini membeli
sawit dari warga sehingga mereka yang mayoritas hidup dari kelapa sawit menjadi lebih sejahtera lantaran tidak lagi ditindas tengkulak yang masih merajalela. * Menciptakan desa sehat dan
sejahtera. Kewenangan badan usaha desa untuk mengelola potensi ekonomi desa dapat dimaksimalkan untuk mencapai kesejahteraan warga. Badan usaha Tirta Mandiri di Desa Ponggok, Klaten, Jawa
Tengah, dapat menjadi contoh. Pernah dinobatkan sebagai badan usaha desa terbaik di Indonesia, usaha yang beroperasi di bidang kepariwisataan ini bisa meraih omset hingga lebih dari Rp 10
miliar per tahun. * Mencapai pertumbuhan ekonomi desa merata. Manajemen badan usaha desa harus mampu mengidentifikasi potensi dari setiap bagian desa dan cara untuk mengemas potensi
tersebut. Proses ini juga dapat mendukung untuk membangun desa tanpa kesenjangan. Badan usaha Multianggaluku Mandiri di Desa Kalukubula, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi, merupakan salah
satu contoh badan usaha yang dapat membantu mengatasi kesenjangan. Berbentuk toko, badan usaha ini menjual dan menyalurkan barang-barang bersubsidi seperti beras, gula, dan gas elpiji ke
masyarakat. * Menjamin keterlibatan perempuan desa. Badan usaha desa dapat melibatkan perempuan desa dalam proses produksi, distribusi dan aktivitas bisnis. Proses ini penting dalam konteks
kesetaraan gender dan pengakuan terhadap kapabilitas perempuan desa. Selain itu, aktivitas yang inklusif dapat meningkatkan pengetahuan perempuan desa mengenai proses ekonomi di desa. Badan
usaha Multianggaluku Mandiri, misalnya, telah mempersiapkan rencana membuat warung kopi dengan akses internet dari omset toko subsidi mereka. Warung kopi ini sekaligus mewadahi ibu-ibu yang
memiliki keahlian membuat kue untuk menjajakan dagangannya. * Mengaktualkan konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan. Badan usaha desa harus dapat mengelola sumber daya alam desa secara
maksimal, sembari berkomitmen pada isu lingkungan dan keberlanjutan. Proses ini dapat dibantu dengan kearifan lokal atau budaya masyarakat desa yang terkait dengan pengelolaan sumber daya
alam. * Mewujudkan desa berenergi bersih dan terbarukan serta tanggap perubahan iklim. Badan usaha desa dapat berperan untuk mempromosikan penggunaan energi bersih dalam aktivitas ekonomi.
Selain itu, manajemen juga dapat menyusun program untuk mendukung perubahan iklim, misalnya reboisasi dan pemilahan sampah. Telah banyak badan usaha desa yang memiliki bisnis pengolahan
sampah dan bank sampah. Badan usaha desa juga dapat mempertimbangkan peluang untuk masuk ke dalam lini bisnis energi dan menyediakan energi bersih untuk masyarakatnya. * Membentuk kemitraan
untuk pembangunan desa. Badan usaha desa dapat menjalin kerjasama atau kemitraan dengan organisasi lain dalam rangka peningkatan bisnis atau untuk membantu tercapainya semua indikator dari
SDGs Desa. Badan Usaha Amanah di Desa Bukit Gajah, Kabupaten Pelalawan, Riau, merupakan salah satu badan usaha yang sukses berkolaborasi dengan Bank Rakyat Indonesia untuk menyediakan
layanan perbankan. MENDUKUNG BERKEMBANGNYA BADAN USAHA MILIK DESA Saat ini, desa dan komponennya masih memiliki hambatan dan tantangan mendukung tercapainya indikator SDGs Desa secara
keseluruhan, meskipun telah ada desa yang berhasil mencapai beberapa indikator SDGs Desa. Mungkin salah satu masalah terbesar di desa adalah terkait dengan sumber daya manusia dan anggaran
desa. Badan usaha milik desa, dengan segala kapabilitas dan kewenangannya, dapat membantu pencapaian pembangunan berkelanjutan di tempat asalnya. Saya mengumpulkan beberapa rekomendasi untuk
memaksimalkan potensi ini, yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, maupun pemangku kepentingan lainnya: * Membantu penyusunan visi dan misi badan usaha
milik desa untuk meningkatkan ekonomi desa dan peran badan usaha dalam indikator SDGs. Selama ini, visi dan misi dari badan usaha desa lebih berfokus pada tujuan finansial dan belum
memasukkan isu SDGs Desa. Ini dapat diawali dulu dengan penyusunan visi dan misi dari pemerintah desa berbasis SDGs Desa. Ada juga badan usaha desa yang telah menyusun visi dan misi berbasis
SDGs Desa, misalnya BUM Desa Wahana Sentosa. * Mendampingi manajemen badan usaha desa dalam rangka mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang mendukung pencapaian indikator SDGs Desa. *
Memberikan pendanaan kepada badan usaha milik desa yang memiliki proposal bisnis yang sesuai dengan indikator SDGs Desa ataupun yang lini bisnisnya dapat mendukung tercapainya pembangunan
berkelanjutan. * Membantu proses kemitraan atau kerjasama dengan organisasi lain. Tentu saja, kemitraan atau kerjasama ini harus menguntungkan badan usaha milik desa dan mendukung indikator
SDGs Desa. Dengan adanya kontribusi dari badan usaha milik desa, pencapaian SDGs Desa akan berada dalam genggaman tangan.
Trending News
PENGARUH KONTROL DIRI, PELATIHAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PAREPARE - ReposHome About Browse Browse by Subject LoginCreate Account PENGARUH KONTROL DIRI, PELATIHAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHAD...
10 tempat pemotretan aesthetic ala andien aisyah, kece!02 Apr 2021, 22:10 WIB Default Image IDN Kamu pasti sudah gak asing lagi dengan penyanyi Andien Aisyah, bukan? Dengan kr...
10 Tempat Makan di Jakarta buat Kamu yang Rindu Kuliner Jawa TengahUntuk warga ibu kota, apa kuliner khas Jawa Tengah yang selalu bikin kamu rindu? Nasi liwet solo, nasi gandul, soto kudu...
Asyik Berkelana, 9 Potret Seru Natasha Ryder Liburan di Jepang!Saat menyebut nama Natasha Ryder, pasti akan langsung ingat dengan aktris cantik Kimberly Ryder. Natasha sendiri adalah ...
10 keakraban nanda arsyinta dan sang adik yang jarang terekspos07 Jul 2020, 10:37 WIB instagram.com/nandaarsynt Nanda Arsyinta merupakan salah satu beauty vlogger kece Indonesia. Nand...
Latests News
“perusahaan” milik desa kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutanDulu, desa dianggap sebagai sekadar sasaran pembangunan. Undang-undang mengenai desa mengubah paradigma ini dan menjadik...
Stadion Madya, "Adik Kandung" dari Gelora Bung Karno yang Menawan | IDN TimesNamun, pagelaran multievent dengan tajuk Asian Games 2018, mengubah peruntungan Madya. Dan tepat di situlah, nasib baik ...
7 Tempat Makan yang Sering Muncul di Drama Korea, Pastinya Ada SubwayBagi kalian yang sering menonton KDrama, mungkin sudah tidak asing lagi dengan tempat makan yang sering muncul di bebera...
Nostalgia, 10 Potret Reuni Bintang Opera Van Java yang Kompak AbisOpera Van Java pernah menjadi acara komedi paling disukai. Pertunjukkan wayang orang yang kompak dan kocak dari Parto Pa...
3 cara menggunakan ChatGPT untuk membantu siswa belajar - dan tidak menyontekThe authors do not work for, consult, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benef...